SIAPA yang tidak kenal Raidy Noor? Musisi yang jadi pentolan dan andalan The Cockpit Band, ’Genesis’-nya Indonesia ini, namanya pernah melambung sebaris dengan rekannya; Fariz RM., Ikang Fawzi, Addie MS, Adjie Sutama.
Raidy Noor juga sempat bergabung dalam sebuah band. Band ini memang hanya sempat membuat satu album saja. Namanya Staff. Konon Staff itu diambil dari elemen partitur musik. Garis garis dalam partitur itu disebut Staff.
Staff terdiri atas Raidy Noor (vokal,gitar,bass), Addie MS (piano, keyboards), Ikang Fawzi (vokal,drums), Riza Noor (bass), Maully Gagola (gitar) dan Cendi Luntungan (drums). Sebagian besar anggotanya merupakan alumnus SMA III Teladan yang terletak di Setiabudi Jakarta. Di akhir era 70-an mereka bahkan sempat berkibar dengan panji Vokal Group SMA III bersama dengan Iman Sastrosatomo, Adjie Soetama hingga Fariz RM.
Albumnya; ”Sapa Semesta”, dengan lagu favorit selain judul albumnya sendiri di antaranya adalah : ”Bulan Namanya” dan ”Kiasan Kata” pernah nongkrong di anak tangga pertama Radio Elshinta dan Prambors. Alumni SMA 3 Jakarta yang kini menduda dengan satu anak (Rainada), termasuk musisi konsisten memegang prinsip. Emoh sama narkoba, dugem, apalagi main dengan kupu-kupu malam.
Raidy Noor yang nama lengkapnya Gusti Firizal Ridwansyah Noor termasuk remaja cukup kreatif di jamannya. Waktu masih sekolah dia paling getol membentuk vokal grup dan grup band. Akhirnya keterusan. lulusan SMA 3 Jakarta tahun 1977 ini kepincut dengan dunia musik. ”Soalnya, jalur musik lebih asyik, menyatu dalam kehidupanku,” tuturnya . Kuliahnya di Interior Design, Universitas Trisaksi, gimana tuh?. Yaaaa...good bye-lah....
Beberapa pengamat musik menilai, lagu-lagu Raidy Noor yang diciptakannya pada awal 80-an (era LCLR) memang memiliki ciri yang khas jika ditinjau dari struktur melodi, lirik maupun sound-nya. Bahkan saking seriusnya, penggarapan album Sapa Semesta ini proses rekamanstring section-nya dilakukan di sebuah studio yang cukup modern pada saat itu, yakni di Philipina. Namun, Raidy tidak bekerja sendiri, sebab ia melibatkan saudara-saudaranya. Di sana muncul nama-nama seperti Ida (almarhumah), Yanti, Harry dan Razi saat penggarapan lagu tersebut. Tak heran jika album solonya disebut sebagai ’proyek keluarga’ mengingat di sana ada Noor bersaudara. Tapi di samping itu, ia pun melibatkan rekan-rekannya yang sesama alumni SMA 3 Jakarta seperti, Addie MS, Adjie Soetama dan Ikang Fawzi.
Bernostalgia dengan lagu ciptaannya yang cukup beken di masanya itu, 20 tahun kemudian, Raidy kembali meliris album lamanya tersebut dengan aransemen baru dan modern, yang diliris kembali berduet dengan Charma.
AKHIR dekade 1980-an lahir sebuah kelompok musik bernama Kantata Takwa. Grup ini merupakan kumpulan tokoh-tokoh yang memiliki kharisma di bidangnya masing-masing. Mereka adalah Iwan Fals dan Sawung Jabo, pengarang lagu dan penyanyi berbobot dengan jutaan penggemar; Setiawan Djody, pengusaha sukses sekaligus musisi ternama; WS Rendra, penyair dan dramawan yang berwibawa; Jockie Suryoprayogo, arranger dan pemain keyboard senior; Donny Fatah, pemain bas musik rock yang ulung; dan Innisisri, seorang pemain drum dan perkusi yang kreatif.
Tahun 1990, mereka mengeluarkan album perdana bertitel Kantata Takwa. Dari album yang juga menghadirkan permainan gitar Eet Sjahranie dan Raidy Noor, gebukan dram Budhy Haryono serta tiupan saksofon Embong Rahardjo ini, melejit nomor Kesaksian yang sangat ekspresif.
Banyak lagi album-album yang penyanyi yang di tangani Raidy Noor, baik sebagai arranger musiknya atau pemain musik bahkan sebagai produser.
Beberapa bulan yang lalu Raidy menjadi salah satu personil dari Noor Bersaudara yang merilis album barunya berjudul ”The Light”. Di situ ia menyumbangkan lagu andalan di tahun 1982 yaitu : Sapa Semesta, Kiasan Kata, Alam dan Pujangga. Raidy berencana membuat albumnya yang ke dua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar